PEWARNA ALAMI
LAPORAN BIOTEKNOLOGI
DI SUSUN OLEH :
DIAN PUTRI RAHMAWATI (X11 IPA 3/12)
SMA NEGERI 4 SURAKARTA
2011/2012
I. TUJUAN
Membuat pewarna alami dari tumbuhan
II. LANDASAN TEORI
Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas
kimia
terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi,
proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan
menempel bahan pewarna.Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang gelombang
tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada umumnya tidak
dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di
India dan Timur Tengah, pewarna telah digunakan selama
lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan
ini tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber
utama bahan pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam skala komersil.
Pewarna organik pertama yang dibuat oleh manusia adalah mauveine. Pewarna sintetik ini ditemukan oleh William Henry Perkin pada tahun 1856. Sejak itu, berbagai jenis
pewarna sintetik berhasil disintesis.Pewarna sintetik secara cepat menggantikan
peran dari pewarna alami sebagai bahan pewarna. Hal ini disebabkan karena biaya
produksinya yang lebih murah, jenis warna yang lebih banyak, dan kemampuan
pewarnaan yang lebih baik. [1] Pewarna sintetik
diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaan di proses pewarnaan. Secara umum,
pewarna sintetik digolongkan sebagai pewarna
asam, pewarna
basa, pewarna
direct, pewarna
mordant,
pewarna
vat, pewarna
reaktif,
pewarna
disperse,
pewarna
azo, dan
pewarna
sulfur.
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen
tidak menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence). Molekul
pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan
pajang gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena
reaksi kimia tertentu.
Di
dalam dunia percetakan, pigmen dibagi dalam tiga
pigmen dasar yang mampu meniru pigmen-pigmen lain jika dicampurkan dengan
proporsi tepat, yaitu pigmen cyan, magenta, dan kuning. Sebagai tambahan, untuk mendapatkan kedalaman warna
ditambahkan pigmen hitam. Misalnya untuk mendapatkan sensasi warna merah, dicampurkan pigmen magenta dan kuning
dengan proporsi tertentu.Pigmen alami banyak yang dihasilkan oleh organisme, dan banyak yang bernilai
ekonomi. Pigmen yang dihasilkan oleh organisme dikelompokkan sebagai pigmen hayati.
Berdasarkan kromofornya, pewarna dibagi menjadi:
·
Kategori:pewarna
akridin,
senyawa turunan akridin
·
Kategori:pewarna antrakuinon, senyawa turunan antrakuinon
·
Pewarna
arylmetan
o Kategori:pewarna diarilmetan, berdasarkan difenil metan
o Kategori:pewarna triarilmetan, senyawa turunan trifenil metan
·
Kategori:pewarna
azo,
berdasarkan struktur -N=N- azo
·
Pewarna
sianin, senyawa turunan ptalosianin
·
Pewarna
Diazonium, berdasarkan garam diazonium
·
Pewarna
nitro, berdasarkan gugus fungsional nitro -NO2
·
Pewarna
nitroso, berdasarkan gugus fungsional nitroso -N=O
·
Pewarna
ptalosianin, senyawa turunan ptalosianin
·
Pewarna
kuinon-imin, senyawa turunan kuinon
§ Kategori:pewarna
safranin,
senyawa turunan safranin
o Indamin
o Kategori:pewarna indofenol, senyawa turunan indofenol
o Kategori:pewarna
oksazin,
senyawa turunan oksazin
o Pewarna Oksazon, senyawa turunan oksazon
o Kategori:pewarna
tiazin,
senyawa turunan tiazin
·
Kategori:pewarna
tiazol,
senyawa turunan tiazol
·
Pewarna
Xantene, senyawa turunan xantene
o Pewarna fluorin, senyawa turunan fluorin
§ Pewarna pironin
o Kategori:pewarna
fluoron,
berdasarkan fluoron
§ Kategori:pewarna
rodamin,
senyawa turunan rodamin
Beberapa
tumbuhan yang mengandung pigmen tersebut :
a.
Daun
Suji
Kandungan klorofil
pada daun yang bernama Latin Pleomele angustifolia N. E. Brown ini
sekitar 2053,8 μg/g. Hal
itu secara kasat mata sudah Nampak jelas yaitu pada warna hijaunya yang
menyegarkan. Selain itu pemakaian daun ini sebagai bahan pewarna makanan akan
memberikan aroma yang menyerupai aroma pandan, wangi dan sedap. Cara pembuatan
pewarna dari daun ini sangat mudah dan sederhana. Pertama, ambillah daun suji
pada bagian bawah yaitu pada bagian yang umurnya lebih lama dan warnanya hijau
tua. Kemudian, potong daun yang panjang menjadi bagian kecil-kecil. Lalu
tumbuklah potongan daun tersebut dan peraslah di atas saringan agar dihasilkan
sari yang bersih. Untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama adalah
maksimal 1 hari untuk menghindari tumbuhnya jamur dan simpan pada tempat yang
tidak terpancarkan sinar matahari.
b. Buah Bit
Buah bit merupakan salah satu family
dari Beta Vulgaris. Buah yang dulunya hanya dimanfaatkan dari daun dan
tangkainya ini memiliki warna merah pekat, terlihat merona pada bagian
dalamnya. Pengolahan buah bit sebagai pewarna alami dapat dilakukan dengan
mengupas kulit buah ini terlebih dahulu kemudian memotongnya seperti dadu atau
selayaknya mudah untuk dihaluskan. Setelh itu masukkan potongan buah bit ke
dalam blender dan tambahkan sedikit air lalu haluskan. Setelah halus saringlah
hasil buah bit yang sudah dihaluskan, dan sari buah bit bisa digunakan sebagai
pewarna merah pada makanan. Jangan menggunakan sari buah bit sebagai pewarna
ketika penyimpanannya sudah lama, karena hal tersebut berbahaya bagi kesehatan
tubuh.
c.
Bunga
Telang
Bunga ini yang tumbuh merambat dan
banyak dijumpai di daerah tropis. Bunga ini mengandung pigmen antonsianin,
dibuktikan oleh warnanya yang ungu kebiruan pada kelopaknya. Dari kelopaknya
inilah bunga ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan yang alami dan
bebas dari gangguan toksik dan karsiogenik. Proses pembuatannya tidak rumit,
untuk mengabsorb warnanya cukup rendam bunga ini dengan air mendidih, lalu
diamkan beberapa menit sembari melihat perubahan warnanya, apabila perubahan
warna sudah cukup tepat sesuai dengan yang diinginkan maka angkatlah
bunga-bunga yang telah direndam tersebut dan air siap digunakan sebagai pewarna.
d.
Merang
Merang tidak hanya dapat digunakan
sebagai penghitam rambut saja, merang dapat juga digunakan sebagai pewarna
hitam. Untuk mencari amannya, bagian yang dapat digunakan sebagai pewarnanya
adalah abu hasil pembakarannya. Abu pembakaran merang direndam dengan air. Air
hasil perendaman ini sudah dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Tetapi
tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, jadi pembuatan warna makanan
dengan bahan baku abu merang sebaiknya dilakukan dalam sekali pemakaian saja.
e.
Kunyit
Tumbuhan yang biasa digunakan sebagai
bahan baku pembuatan jamu ini memiliki kandungan kurkuminoid yang kuat. Hal ini
membuat kunyit mampu menberikan warna kuning dan oranye yang cerah. Berdasarkan
namanya Curcuma Domestica kunyit tergolong dalam tanaman yang tidak
berbahaya tetapi memiliki khasiat yang tinggi, karena kandungan utama di dalam
rimpangnya terdiri dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin,
desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak, protein,
kalsium, fosfor dan besi. Jadi kunyit baik digunakan sebagai obat herbal maupun
zat pewarna. Dalam penggunaannya sebagai bahan pewarna ialah lakukan pengupasan
atau pencucian saja pada rimpang kunyit, kemudian parut dan peraslah di atas
saringan agar hasilnya bersih dari ampas sisa pemarutan. Hasil penyaringan siap
dipakai sebagai pewarna kuning atau oranye adalah berdasarkan kematangan warna
kunyit tersebut.
III.
ALAT DAN
BAHAN
a. Kertas karton
b. Alat menggambar(pensil,spidol)
c. Kuas
d. Panci
e. Gelas
f. Air
g. Kayu secang
h. Kunyit
IV.
CARA KERJA
·
Membuat
pewarna :
a. Memprsiapkan alat dan bahan.
b. Merebus kulit secang dalam air
sebanyak 200 ml(satu gelas) hingga warna air tesebut menjadi merah pekat dan
tiriskan.
c. Mengupas kulit pada kunyit dan
memotongnya dadu, lau merebusnya dalam 200 ml air dan tunggu hingga warna air
menjadi oranye pekat, lalu meniriskannya.
·
Membuat
gambar
a. Membuat sket gambar pada kertas
karton
b. Mewarnai gambar dengan pewarna
alami yang telah dibuat menggunakan kuas warna.
c. Mengeringkan gambar.
d. Memperindah gambar dengan
menebalkan bagian tertentu dengan spidol
e. Setelah gambar jadi, memasang
gambar pada figura agar terlihat cantik.
V.
HASIL PERCOBAAN
(Terlampir)
VI.
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan mengenai pembuatan pewarna alami menggunakan
tumbuhan (secang dan kunyit) dapat disimpulakn bahwa kayu secang memiliki
pigmen warna merah setelah direbus sedangkan kunyit memberikan pigmen warna
oranye setelah direbus.
Warna-warna
yang diperoleh dari perebusa kunyit dan secang tidak hanya untuk pewarna pada
gambar, tapi juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna makanan atau minuman.
VII.
LAMPIRAN
Kayu Secang |
Rebusan secang |
Rebusan kayu secang |
Kunyit |
Rebusan kunyit |
Hsilnya |
0 komentar:
Posting Komentar