Jumat, 07 Februari 2014

LAPORAN BIOTEKNOLOGI TENTANG PEWARNA ALAMI



PEWARNA ALAMI

LAPORAN BIOTEKNOLOGI









DI SUSUN OLEH :

DIAN PUTRI RAHMAWATI (X11 IPA 3/12)











SMA NEGERI 4 SURAKARTA

2011/2012








I. TUJUAN
Membuat pewarna alami dari tumbuhan

II.    LANDASAN TEORI
Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna.Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di India dan Timur Tengah, pewarna telah digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan ini tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber utama bahan pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam skala komersil.
 Pewarna organik pertama yang dibuat oleh manusia adalah mauveine. Pewarna sintetik ini ditemukan oleh William Henry Perkin pada tahun 1856. Sejak itu, berbagai jenis pewarna sintetik berhasil disintesis.Pewarna sintetik secara cepat menggantikan peran dari pewarna alami sebagai bahan pewarna. Hal ini disebabkan karena biaya produksinya yang lebih murah, jenis warna yang lebih banyak, dan kemampuan pewarnaan yang lebih baik. [1] Pewarna sintetik diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaan di proses pewarnaan. Secara umum, pewarna sintetik digolongkan sebagai pewarna asam, pewarna basa, pewarna direct, pewarna mordant, pewarna vat, pewarna reaktif, pewarna disperse, pewarna azo, dan pewarna sulfur.
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence). Molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan pajang gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia tertentu.
Di dalam dunia percetakan, pigmen dibagi dalam tiga pigmen dasar yang mampu meniru pigmen-pigmen lain jika dicampurkan dengan proporsi tepat, yaitu pigmen cyan, magenta, dan kuning. Sebagai tambahan, untuk mendapatkan kedalaman warna ditambahkan pigmen hitam. Misalnya untuk mendapatkan sensasi warna merah, dicampurkan pigmen magenta dan kuning dengan proporsi tertentu.Pigmen alami banyak yang dihasilkan oleh organisme, dan banyak yang bernilai ekonomi. Pigmen yang dihasilkan oleh organisme dikelompokkan sebagai pigmen hayati.

Berdasarkan kromofornya, pewarna dibagi menjadi:
·      Kategori:pewarna akridin, senyawa turunan akridin
·            Kategori:pewarna antrakuinon, senyawa turunan antrakuinon
·      Pewarna arylmetan
o    Kategori:pewarna diarilmetan, berdasarkan difenil metan
·      Kategori:pewarna azo, berdasarkan struktur -N=N- azo
·      Pewarna sianin, senyawa turunan ptalosianin
·      Pewarna Diazonium, berdasarkan garam diazonium
·      Pewarna nitro, berdasarkan gugus fungsional nitro -NO2
·      Pewarna nitroso, berdasarkan gugus fungsional nitroso -N=O
·      Pewarna ptalosianin, senyawa turunan ptalosianin
·      Pewarna kuinon-imin, senyawa turunan kuinon
§  Kategori:pewarna safranin, senyawa turunan safranin
o  Indamin
o  Kategori:pewarna indofenol, senyawa turunan indofenol
o  Kategori:pewarna oksazin, senyawa turunan oksazin
o  Pewarna Oksazon, senyawa turunan oksazon
o  Kategori:pewarna tiazin, senyawa turunan tiazin
·      Kategori:pewarna tiazol, senyawa turunan tiazol
·      Pewarna Xantene, senyawa turunan xantene
o Pewarna fluorin, senyawa turunan fluorin
§ Pewarna pironin
§ Kategori:pewarna rodamin, senyawa turunan rodamin
Beberapa tumbuhan yang mengandung pigmen tersebut :
a.   Daun Suji
Kandungan klorofil pada daun yang bernama Latin Pleomele angustifolia N. E. Brown ini sekitar 2053,8 μg/g. Hal itu secara kasat mata sudah Nampak jelas yaitu pada warna hijaunya yang menyegarkan. Selain itu pemakaian daun ini sebagai bahan pewarna makanan akan memberikan aroma yang menyerupai aroma pandan, wangi dan sedap. Cara pembuatan pewarna dari daun ini sangat mudah dan sederhana. Pertama, ambillah daun suji pada bagian bawah yaitu pada bagian yang umurnya lebih lama dan warnanya hijau tua. Kemudian, potong daun yang panjang menjadi bagian kecil-kecil. Lalu tumbuklah potongan daun tersebut dan peraslah di atas saringan agar dihasilkan sari yang bersih.  Untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama adalah maksimal 1 hari untuk menghindari tumbuhnya jamur dan simpan pada tempat yang tidak terpancarkan sinar matahari.

b. Buah Bit
Buah bit merupakan salah satu family dari Beta Vulgaris. Buah yang dulunya hanya dimanfaatkan dari daun dan tangkainya ini memiliki warna merah pekat, terlihat merona pada bagian dalamnya. Pengolahan buah bit sebagai pewarna alami dapat dilakukan dengan mengupas kulit buah ini terlebih dahulu kemudian memotongnya seperti dadu atau selayaknya mudah untuk dihaluskan. Setelh itu masukkan potongan buah bit ke dalam blender dan tambahkan sedikit air lalu haluskan. Setelah halus saringlah hasil buah bit yang sudah dihaluskan, dan sari buah bit bisa digunakan sebagai pewarna merah pada makanan. Jangan menggunakan sari buah bit sebagai pewarna ketika penyimpanannya sudah lama, karena hal tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh.
c.      Bunga Telang
Bunga ini yang tumbuh merambat dan banyak dijumpai di daerah tropis. Bunga ini mengandung pigmen antonsianin, dibuktikan oleh warnanya yang ungu kebiruan pada kelopaknya. Dari kelopaknya inilah bunga ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan yang alami dan bebas dari gangguan toksik dan karsiogenik. Proses pembuatannya tidak rumit, untuk mengabsorb warnanya cukup rendam bunga ini dengan air mendidih, lalu diamkan beberapa menit sembari melihat perubahan warnanya, apabila perubahan warna sudah cukup tepat sesuai dengan yang diinginkan maka angkatlah bunga-bunga yang telah direndam tersebut dan air siap digunakan sebagai pewarna.
d.     Merang
Merang tidak hanya dapat digunakan sebagai penghitam rambut saja, merang dapat juga digunakan sebagai pewarna hitam. Untuk mencari amannya, bagian yang dapat digunakan sebagai pewarnanya adalah abu hasil pembakarannya. Abu pembakaran merang direndam dengan air. Air hasil perendaman ini sudah dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Tetapi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, jadi pembuatan warna makanan dengan bahan baku abu merang sebaiknya dilakukan dalam sekali pemakaian saja.
e.    Kunyit
Tumbuhan yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu ini memiliki kandungan kurkuminoid yang kuat. Hal ini membuat kunyit mampu menberikan warna kuning dan oranye yang cerah. Berdasarkan namanya Curcuma Domestica kunyit tergolong dalam tanaman yang tidak berbahaya tetapi memiliki khasiat yang tinggi, karena kandungan utama di dalam rimpangnya terdiri dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi. Jadi kunyit baik digunakan sebagai obat herbal maupun zat pewarna. Dalam penggunaannya sebagai bahan pewarna ialah lakukan pengupasan atau pencucian saja pada rimpang kunyit, kemudian parut dan peraslah di atas saringan agar hasilnya bersih dari ampas sisa pemarutan. Hasil penyaringan siap dipakai sebagai pewarna kuning atau oranye adalah berdasarkan kematangan warna kunyit tersebut.

     III.        ALAT  DAN BAHAN
a.    Kertas karton
b.    Alat menggambar(pensil,spidol)
c.    Kuas
d.    Panci
e.    Gelas
f.    Air
g.    Kayu secang
h.    Kunyit

       IV.        CARA KERJA
·         Membuat pewarna :
a.    Memprsiapkan alat dan bahan.
b.    Merebus kulit secang dalam air sebanyak 200 ml(satu gelas) hingga warna air tesebut menjadi merah pekat dan tiriskan.
c.    Mengupas kulit pada kunyit dan memotongnya dadu, lau merebusnya dalam 200 ml air dan tunggu hingga warna air menjadi oranye pekat, lalu meniriskannya.
·         Membuat gambar
a.    Membuat sket gambar pada kertas karton
b.    Mewarnai gambar dengan pewarna alami yang telah dibuat menggunakan kuas warna.
c.    Mengeringkan gambar.
d.    Memperindah gambar dengan menebalkan bagian tertentu dengan spidol
e.    Setelah gambar jadi, memasang gambar pada figura agar terlihat cantik.

           V.        HASIL PERCOBAAN
(Terlampir)

       VI.        KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai pembuatan pewarna alami menggunakan tumbuhan (secang dan kunyit) dapat disimpulakn bahwa kayu secang memiliki pigmen warna merah setelah direbus sedangkan kunyit memberikan pigmen warna oranye setelah direbus.
Warna-warna yang diperoleh dari perebusa kunyit dan secang tidak hanya untuk pewarna pada gambar, tapi juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna makanan atau minuman.



      VII.        LAMPIRAN


Kayu Secang
 


Rebusan secang




Rebusan kayu secang
Kunyit


Rebusan kunyit
Hsilnya



0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar